Kamis, 29 Agustus 2013

ANDAI AKU MENJADI PRESIDEN


Sewaktu kecil saya pernah bermimpi jadi presiden. Dengan hal-hal yang ketika itu mungkin bisa diwujudkan seperti meratanya perkembangan ekonomi, tidak ada lagi keluarga tidak mampu, adanya pemerataan hak dan kewajiban, tidak ada protes serta kerusuhan bahkan blokade jalan oleh massa yang menjadikan Indonesia aman dan tentram, tidak adanya KKN, dan lain-lain yang membuat Indonesia akan semakin maju dikancah internasional. Tapi itu hanya sebuah mimpi massa kecil yang ketika kita besar alias dewasa secara otamatis pemikiran kita lebih luas lagi apalagi ketika menghadapi banyak rintangan. Ketika saya sudah besar impian itu seakan hanya jadi angan saja. Kehidupan saya dihadapkan dengan berbagai pilihan yang menjadikan mimpi saya itu tumbang. Maklum, ketika kita sekolah tidak ada guru yang mengajarkan kita bagaimana menjadi presiden secara khusus. Di sekolah, kita belajar sesuai apa yang pemerintah tetapkan dengan konsekuensi hal-hal yang kita pelajari dapat diserap atau tidak. Serta dengan mata pelajaran yang lumayan menguras otak seperti matematika, fisika, kimia, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain yang pastinya membuat kita pusing.
Namun walaupun begitu tetap saja impian itu membekas. Kita tidak perlu marah pada diri kita sendiri karena tidak berhasil mewujudkannya karena Seperti pepatah mengatakan “ Hal yang besar berawal dari yang kecil “. Kita tidak perlu bersusah payah untuk menjadi presiden hanya karena ingin memajukan Indonesia. Karena kita bisa memulainya dari sekarang melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.


Putih hitam mengenyangkan

Pagi itu fajar masih bersembunyi
Ibu itu pun terbangun
Menyongsong pagi duduk dipinggir perapian
Mengaduk adonan kelapa
Berharap api tak padam

Apa yang ia buat?
Bundaran putih bertahta hitam
Digemari semua kalangan

Tapi apakah mereka tau
Yang mereka makan tidaklah puya banyak gizi
Hanya karbohidrat yang memenuhi
Tetapi makanan inilah sumber tenaga kita.


Putih hitam mengenyangkan

Pagi itu fajar masih bersembunyi
Ibu itu pun terbangun
Menyongsong pagi duduk dipinggir perapian
Mengaduk adonan kelapa
Berharap api tak padam

Apa yang ia buat?
Bundaran putih bertahta hitam
Digemari semua kalangan

Tapi apakah mereka tau
Yang mereka makan tidaklah puya banyak gizi
Hanya karbohidrat yang memenuhi
Tetapi makanan inilah sumber tenaga kita.